PSYCHOLOGY POSITIVE THEORY SELIGMAN-MISCHEL

 

 

Novia Zahra Zakiah (19310410025)

Psikologi Kepribadian II 

Dosen Pengampu : Fx Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA


Martin Seligman merupakan tokoh psikologi yang trekenal dengan teori psikologi positifnya. Seligman lahir di Amerika pada tanggal 12 Agustus 1942. Ia berpikir bahwa manusia tidak hanya dapat dipelajari dari sisi negatifnya saja, tetapi juga dari sisi positifnya. Psikologi positif adalah perfektif ilmiah tentang bagaimana membuat hidup lebih berharga. Tiga tonggak utama psikologi positif yaitu emosi positif, sifat-sifat positif dan lembaga-lembaga positif (SeligmWAlteran, 2005).

Martin Seligman, dalam penelitiannya mengenai orientation to happiness menyatakan bahwa terdapat kecenderungan seseorang untuk bergantung pada satu orientasi kebahagiaan daripada yang lain (Seligman, 2002). Berdasarkan penelitian Peterson, Park dan Seligman, terdapat tiga elemen orientasi kebahagiaan yang dapat menjadi dasar dari tiga tipe kehidupan yang berbeda. Elemen tersebut adalah (Peterson, Nansook, & Seligman, 2005):

1.      Pleasant life: berorientasi pada elemen emosi positif. Lebih fokus pada hal-hal yang mebuat bahagia dan cenderung menghindari hal-hal yang membuat penderitaan.

2.      Enganged life: berorientasi pada elemen engangement. Melibatkan diri dengan aktivitas yang sesuai dengan kompetensi dan minatnya. Sehingga individu bisa menikmati semua aktivitasnya

3.      Meaningful life: berorientasi pada elemen meaning. Melakukan sesuatu hal dengan memperhatikan makna hal tersebut untuk dirinya.

Selanjutnya yaitu Walter Mischel. Ia merupakan psikolog Amerika yang lahir di Austria pada tanggal 22 Februari 1930. Ia merupakan salah satu tokoh psikologi yang berspesialis di psikologi sosial.

Perilaku  tidak  disebabkan  oleh  sifat personal  yang  global,  namun  oleh  persepsi  manusia  atau  dirinya  sendiri  dalam situasi  tertentu.  Mischel  beragumen  bahwa  keyakinan,  nilai,  tujaun,  kognisi  dan perasaan  dari seseorang  berinteraksi  dengan  disposisi  tersebut  untuk  membentuk perilaku.   Tidak   satupun   dari   situasi   ataupun   sifat   kepribadian   yang   stabil menentukan  perilaku  secara  mandiri.  Perilaku  merupakan  produk  dari  keduanya. Oleh   karena   itu   Mischel   dan   Shoda   telah   menawarkan   system   kepribadian kognitif-afektif    yang    berusaha    menjembatani    kedua    pendekatan    dalam memprediksikan perilaku manusia (Feist & Feist, 2013).

Mischel melihat manusia sebagai makhluk hidup yang terarah pada tujuan-tujuan yang tidak hanya sekedar bereaksi terhadap lingkungannya, namun berinteraksi dengan lingkungan yang bermakna secara psikologis. Manusia menempatkan nilai positif terhadap kejadian yang mereka persepsikan menggerakkan mereka lebih dekat dengan tujuan mereka, begitu juga sebaliknya. Hal ini tentu dapat dikaitkan dengan teori psikologi positif.

Selain itu terdapat beberapa hal penting yang terdapat dalam teori Mischel ini. Diantaranya yaitu:

1.      Prediksi Perilaku: Unit   ini   meliputi   pengodean,   ekspektasi, keyakinan, kompetensi, rancangan dan strategi regulasi diri, serta afek dan tujuan (Feist & Feist, 2013).

2.      Variabel Situasi: pengaruh  relative  dari  variabel  situasi  dan  kualitas pribadi  dapat  ditentukan  dengan  mengobservasi  keragaman  atau  perbedaan  dari reaksi  manusia  dalam  suatu  situasi  tertentu

3.      Unit Kognitif-Afektif: meliputi semua aspek psikologis, social, dan  fisiologis  dari  manusia   yang  menyebabkan  mereka  berinteraksi  dengan lingkungan mereka dengan pola variasi yang relative stabil. Unit ini meliputi:

a)      Strategi  Encoding  yaitu  cara  manusia  mengategorisasikan  informasi  yang diterima dari stimulus eksternal.

b)      Kompetensi dan Strategi Regulasi Diri, kompetensi merujuk pada beragam informasi   yang   kita   dapatkan   mengenai   dunia   dan   hubungan   kita dengannya.

c)      Ekspektasi   dan   Keyakinan,   ekspektasi   stimulus-hasil   membantu   kita memprediksi  apa  kejadian  yang  mungkin  terjadi,  yang  mengikuti  suatu stimulus tertentu

d)      Tujuan  dan  nilai,  manusia  tidak  bereaksi  secara  pasif  pada  situasi,  tetapi secara  aktif  dan  terarah  pada  tujuan.

e)      Respons Afektif meliputi emosi, perasaan dan reaksi fisologis.

Intinya, unit  kogniti-afektif  saling  berkaitan,  berkontribusi  pada perilaku  saat  berinteraksi  dengan  sifat  kepribadian  yang  stabil  dan  lingkungan yang reseptif (Feist & Feist, 2013).



REFERENSI:

Feist, J., & Feist, G. J. (2013). Teori Kepribadian Edisi Tujuh. Jakarta: Salemba Humanika.

Peterson, C., Nansook, P., & Seligman, M. E. (2005). Orientation to Happiness and Life Satisfaction : The Full Life Versus The Empty Life. Journal of Happiness Studies, 25-41.

Seligman, M. E. (2002). Authentic Happiness. New York: Free Press.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

BANDURA SOCIAL LEARNING