BANDURA SOCIAL LEARNING

 


Novia Zahra Zakiah (19310410025)

Psikologi Kepribadian II 

Dosen Pengampu : Fx Wahyu Widiantoro, S.Psi., MA.

Albert Bandura merupakan salah satu tokoh psikologi aliran behaviorisme yang terkenal dengan ekperimen “boneka bobo”. Bandura lahir Kanada pada tanggal 04 Desember 1925. Selain ekperimennya yang terkenal, teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura juga cukup terkenal.

            Salah satu asumsi dasar dari teori Bandura tersebut yaitu ia meyakini bahwa manusia cukup fleksibel dan dan mampu mempelajari berbagai sikap, perilaku dan kemampuan orang lain yang selanjutnya mereka tiru. Ia meyakini bahwa sebagian besar yang manusia pelajari tidak hanya dari pengalaman langsung, tetapi didapatkan dari hasil mengobservasi orang lain (Feist & Feist, 2013). Bandura yakin bahwa tindakan mengamati memberikan ruang bagi manusia untuk belajar tanpa berbuat apapun (Lesilolo, 2018).

            Selain itu, Bandura menyatakan bahwa diri seorang manusia pada dasarnya adalah suatu sistem (sistem diri/self system).Sebagai suatu sistem bermakna bahwa perilaku,berbagai factor pada diri seseorang dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam lingkungan orang tersebut, secara bersama sama saling bertindak sebagai penentu atau penyebab yang satu terhadap yang lain.



            Sistem yang saling terkait seperti yang ditampilkan dalam bagan di atas menggambarkan ketiga faktor yaitu: faktor kepribadian (Personal), faktor perilaku (Behavior) dan faktor lingkungan (Environment). Bagan tersebut menjelaskan bahwa setiap factor tersebut dapat mempengruhi atau dapat bersifat sebagai penentu terhadap faktor-faktor lainnya secara timbal balik.

            Teori belajar sosial Bandura ini didasarkan pada, konsep saling menetukan (reciprocal determinism), tanpa penguatan (beyond reinforcement), dan pengaturan diri atau berfikir (self regulation/congnition).

            Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya teori belajar sosial yaitu (Lesilolo, 2018):

1.      Harapan: Harapan atau ekspektasi, berarti pengetahuan seseorang harus mampu mewujudkan apa yang ia inginkan dari lingkungan, dan kepercayaannya terhadap sesuatu harus sesuai dengan kepercayaan lingkungan.

2.      Belajar Observasional: berarti seorang individu mendasari pengetahuannya dengan mengobservasi orang lain di dalam lingkungan. Seorang individu akan mengenali perilaku orang lain, menyesuaikan dengan dirinya, lalu menirukan perilaku tersebut di masyarakat.

3.      Kapabilitas Behavioral: Kapasitas behavioral merujuk pada fakta bahwa pengetahuan seseorang diperlukan untuk mempengaruhi perilakunya.

4.      Self-Efficacy/Efikasi Diri: Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri. Jika seseorang yakin terhadap pengetahuannya, ia akan bertindak berdasarkan pengetahuannya.

5.      Determinisme Resiprokal: Determinisme resiprokal adalah orang saling meniru perilaku saat mereka berinteraksi. Ketika seseorang berada di satu lingkungan, dia akan beradaptasi dengan lingkungan tersebut.

6.      Reinforcement: Reinforcement adalah respon dari orang lain yang dapat memperkuat/melemahkan suatu perilaku.


 rREFERENSI:

Feist, J., & Feist, G. J. (2013). Teori Kepribadian Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika.

Lesilolo, H. J. (2018). PENERAPAN TEORI BELAJAR SOSIAL ALBERT BANDURA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH. KENOSIS, 4 (2): 190-196.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

PSYCHOLOGY POSITIVE THEORY SELIGMAN-MISCHEL